Di antara celah kisi...
ku termenung merajut hujan...
ku terdiam memandang kelam...
ku berhenti mencari kata...
Di antara celah kisi...
kututup cahaya,
ku enyahkan dia,
berontak dalam kelam....
Di antara celah kisi...
aku mendongak menantang awan...
aku terlena dalam kegelapan...
Sesungguhnya aku tau,
aku salah menantang awan berbingkai mentari itu...
menjerumuskan makhluk dalam kesesatan,
yang tetap dia nikmati
namun dalam hatinya, ia menjerit
menjerit memohonku untuk tak termenung di celah itu
Aku begitu bodoh
mengabaikan terik yang ku kira itu biasa
mengabaikan sakit yang ku kira juga biasa
Di antara celah kisi...
ku termenung tanpanya...
tanpanya lagi yang ada di antara berkas cahaya....
mungkin dia masih dalam kisiku...
walau aku belum bisa terima
Aku belum bisa terima untuk menyingkir...
Menyingkir dari celah kisi...
dan biaskan cahaya untuknya....
Maafkan aku...
pria sahaja...
maafkan aku belum dapat membawakanmu,
sekotak pesan dari Tuhan...
Maafkan aku membiarkan mu terjebak dalam gelap kisiku...
aku berjanji, ketika rembulan tersenyum kembali,
ketika sulimut cinta sang Maha hadir,
ketika malaikat menyapaku lagi...
aku kan kembali padamu dengan sekotak cahaya surga...
menjadi abdi dalam hidupmu...
dan kekasih sejati di akhirat nanti...
amiiin...
ku termenung merajut hujan...
ku terdiam memandang kelam...
ku berhenti mencari kata...
Di antara celah kisi...
kututup cahaya,
ku enyahkan dia,
berontak dalam kelam....
Di antara celah kisi...
aku mendongak menantang awan...
aku terlena dalam kegelapan...
Sesungguhnya aku tau,
aku salah menantang awan berbingkai mentari itu...
menjerumuskan makhluk dalam kesesatan,
yang tetap dia nikmati
namun dalam hatinya, ia menjerit
menjerit memohonku untuk tak termenung di celah itu
Aku begitu bodoh
mengabaikan terik yang ku kira itu biasa
mengabaikan sakit yang ku kira juga biasa
Di antara celah kisi...
ku termenung tanpanya...
tanpanya lagi yang ada di antara berkas cahaya....
mungkin dia masih dalam kisiku...
walau aku belum bisa terima
Aku belum bisa terima untuk menyingkir...
Menyingkir dari celah kisi...
dan biaskan cahaya untuknya....
Maafkan aku...
pria sahaja...
maafkan aku belum dapat membawakanmu,
sekotak pesan dari Tuhan...
Maafkan aku membiarkan mu terjebak dalam gelap kisiku...
aku berjanji, ketika rembulan tersenyum kembali,
ketika sulimut cinta sang Maha hadir,
ketika malaikat menyapaku lagi...
aku kan kembali padamu dengan sekotak cahaya surga...
menjadi abdi dalam hidupmu...
dan kekasih sejati di akhirat nanti...
amiiin...
Comments
Post a Comment