REFLEKSI 2 # Pembelajaran Matematika bersama Ruang dan Waktu

Disusun berdasarkan refleksi perkuliahan Filsafat Matematika dengan dosen pembimbing Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A. pada tanggal 31 Desember 2015 di D07.209.

Sebelum sampai pada inti pembicaraan, mari kita kaji terlebih dahulu apa itu pembelajaran, pendidikan dan matematika. Seperti apa matematika sekolah itu dan bagaimana kita bisa menyikapinya.

Pembelajaran, berasal dari kata belajar yang berarti menggunakan sesuatu untuk meningkatkan kualitas hidup baik fikiran maupun lainnya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. 


Kemudian mengenai pendidikan. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa di sini dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis, dan sosiologis. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.


Lalu bagaimana dengan Pendidikan Matematika? Dalam perkuliahan lalu membahas mengenai matematika, yang abstrak, bagaimana membelajarkannya pada anak. Pendidikan sendiri merupakan sesuatu yang terikat ruang dan waktu. Ketika kita berbicara mengenai bagaimana kita bisa membelajarkan matematikanya, dapat dengan menggunakan cara-cara berikut:
  1. Perhatikan ruang dan waktunya. Bukan hanya guru yang dapat bertindak dengan cara ini, melainkan pusat pengembangan kurikulum. Yang abstrak itu matematika SMA ke atas tidak untuk di SMP apa lagi Sekolah Dasar.
  2. Perhatikan learning continum/ learning trajectory. Kembangkan apa yang sudah dimiliki siswa dari pembelajaran sebelumnya.  (Realistic Mathematics : matematika konkret, model konkret, formal dan abstrak.)
  3. Berdayakan siswa, merefleksikan, inisiasi.
  4. Jangan di ajarkan, tapi fasilitasi anak untuk membangun sendiri.
  5. Terapkan metode belajar every time and every where.

Comments