Berikut merupakan
refleksi perkuliahan Filsafat Pendidikan S1 bersama Prof. Dr. Marsigit, M.A. di
gedung perkuliahan PPG 1 (Laboratorium FMIPA UNY)
Pada dasarnya filsafat
pendidikan itu dapat berlaku universal. Tidak hanya filsafat pendidikan
matematika, akan tetapi bisa juga bisa jadi filsafat pendidikan sekolah,
filsafat pendidikan luar biasa, filsafat pendidikan biologi, filsafat
pendidikan teknik dan sebagainya.
Filsafat utara
merupakan filsafat negara-negara industri. Pemikiran filosofis ini digunakan sebagai ideologi di beberapa negara maju Eropa, Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Filsafat selatan merupakan filsafat negara-negara berkembang yang tentu kita juga tahu tanpa harus disebutkan satu per satu.
Bahkan ada pula
filsafat tempe, filsafat gunting, filsafat meja, filsafat kursi dan sebagainya.
Sebagai contoh coba kita melihat cara menggoreng tempe. Bagaimana sintaksnya.
Misalnya menggoreng tempe dengan sisi datar di bawah dahulu, mengapa? Agar
dapat dibalik. Lalu apa filsafat dari menggoreng tempe? Ribuan macam hal yang
dapat kita gunakan untuk berfilsafat mengenai menggoreng tempe.
Hukum sebab akibat pun
berlaku dalam filsafat. Filsafat akan mengalir dengan sendirinya jika kita mau
berfikir. Filsafat adalah olah fikir yang perlu diasah dengan baik. Memikirkan
semua hal-hal kecil adalah sifat utama dari filsafat. Filsafat juga dapat
dimulai dengan membaca. Karena membaca adalah jendela pengetahuan dan
pengetahuan akan menuntun kita pada sikap kritis untuk mampu berfilsafat.
Oleh karena itu, Filsafat
adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan
yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang
sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Comments
Post a Comment