Berikut
merupakan refleksi perkuliahan Filsafat Pendidikan S1 bersama Prof. Dr.
Marsigit, M.A. di gedung perkuliahan PPG 1 (Laboratorium FMIPA UNY)
Objek
dari filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada itu ada banyak dan
tidak terhingga untuk menyebutkan sesuatu yang ada. Misalnya bis, bis juga
masih ada banyak macamnya. Bis hitam, bis putih, bis merah dan sebagainya.
Sedangkan bis putih pun masih dibagi lagi menjadi bis besar, bis tanggung, bis
kecil, bis 20 seat, bis 40 seat dan sebagainya. Begitu pula baju, baju masih
terbagi menjadi kemeja, blues, dress, kaos dan lain lain. Begitupun dari kaos
pun masih terbagi-bagi kaos polos, bunga-bunga, polkadot, belang-belang dan
sebagainya. Kemudian belang pun masih dibagi belang vertikal dan horisontal,
belum lagi dibagi ketebalan belangnya, dibagi lagi dari warna-warnanya dan
sebagainya.
Selain
apa yang kita ketahui, pun objek filsafat adalah yang mungkin ada. Ada tak
terhingga hal di dunia ini yang tidak dapat kita ketahui. Coba fikirkan apa-apa
saja yang anda tidak tahu? Mungkinkah anda mampu memikirkan apa-apa yang anda
tidak ketahui.? Tapi yang tidak anda ketahui itu memiliki potensi. Potensi dari
hal-hal yang tidak anda ketahui itu adalah hal-hal yang MUNGKIN ADA.
Untuk
menjadikan yang tidak anda ketahui menjadi sesuatu yang mungkin ada untuk anda
ada praktiknya. Contoh nya apakah anda tahu tanggal lahir simbah saya? Tidak
kan. Jadi tanggal lahir simbah saya masih merupakan sesuatu yang tidak anda
ketahui/ yang tidak ada. Akan tetapi jika saya beritahukan kepada anda, maka
statusnya tanggal lahir simbah saya merupakan sesuatu yang mungkin ada. Karena
filsafat adalah pemikiran diri yang kita fikirkan. Selagi akan diberitahukan
sesuatu, maka kedudukan informasi itu menjadi sesuatu yang mungkin ada.
Selama
hidup kita juga tidak akan selesai mendefinisikan apa yang kita ketahui dan
yang tidak kita ketahui. Ada banyak sekali di dunia ini yang kita ketahui dan
yang tidak kita ketahui. Apa yang kita lihat tidak semua dapat kita fikirkan,
apa yang kita fikirkan tidak semua bisa kita ucapkan. Apa yang kita ucapkan pun
tidak semuanya bisa kita lakukan dan seterusnya. Hal ini terjadi karena dimensi
gerak yang terjadi berbeda di dunia ini.
Filsafat
itu terbatas dari ruang dan waktu. Sehingga filsafatnya untuk hari ini dan hari
esok mungkin berbeda, oleh karena itu kita perlu membaca yang banyak agar mampu
menembus ruang dan waktu.
Comments
Post a Comment