Perjalanan Hijrah Cinta

Tahun 2016 ini banyak sekali yang berubah dari diriku. Sekalinya memasuki tahun 2016 kisah cintaku, kisah hidupku, akademik, keuangan dan lain sebagainya mulai berubah. Hal ini menjadi ujian yang cukup berat bagiku. Ujian yang paling berat salah satunya adalah kisah cintaku.

Semua berawal dari kesalahanku di tahun-tahun yang lalu. Tahun ini serasa tahun pembalasan bagiku. Pembalasan atas sikap-sikapku, atas ketidak baikan ku kepada seseorang yang luar biasa istimewa itu. Aku merasakan atmosfer yang luar biasa.

Sesal akan kehilangan sosoknya, sesal akan kesalahan ku melewatkannya. Namun begitulah roda berputar. Begitulah Allah mengingatkan aku akan banyak hal. Allah sedang menegurku, Allah sudah sangat sangat merindukanku. Sekali lagi kupandang bulan Januari ini. Aku kehilangan dia karena Dia sudah merindukan aku.

***

gunawan budi utomo

Aku tak dapat mengulas detail kisah ini. Kisahnya cukup panjang, sedih dan haru. Aku pernah diberi waktu 4,5 tahun mengenalnya. Merasakan indahnya cinta dan dicintai dengan tulus. Dimengerti dengan sepenuh hati. Dulu aku selalu berkata  padanya "Kok kisah cinta kita gini-gini aja sih? ga ada tantangannya. Datar, bahagia mulu. Bosen ah..." dan ku pandang Januari ini. Aku sangat menyesal. Kisah kami sungguh pelik.

September lalu kami sempat putus dan menyudahi hubungan ini. Sempat dia memintaku kembali... Namun aku tak ingin. aku tergiur dengan fatamorgana sekilas dan melupakannya. Tapi kini aku menyadari, bahwa dia yang sangat berarti.

Januari ini aku kehilangan dia bahkan dirikupun tak mampu memintanya untuk kembali. Hidupku serasa dipenuhi oleh lagu-lagu Glenn Fredly. Berakhir di januari, akhir cerita cinta, sedih tak berujung, terserah. Hingga lagu-lagu Judika bukan dia tapi aku, aku yang tersakiti. Lagu Afgan bunga terakhir, tanpa bahasa, cinta tanpa syarat dan banyak lagi.

Sedih ini serasa tak berujung. Satu bulan sungguh aku merasakan hidup ini seperti zombie. Aku berhasil menurunkan berat badanku sampai 7kg. wow... pencapaian yang luar biasa. Sempat aku masuk rumah sakit. Dimanapun orang menanyakan hubunganku dengan nya aku tak mampu menahan tangis. Skripsiku terbengkalai, pekerjaanku, sosialku, hidupku serasa mati. Orangtuakupun ikut sedih melihatnya. Berusahalah aku melupakannya yang telah mendamba wanita lain.

Lagu lagu Adele mulai menghiasi, someone like you, hello. Ah... pokoknya semua edisi melupakan mantan. They say the time supposed to heal but i'm not much healing... Seperti kata Adelle. Dimana-mana orang membicarakan mantan. Bahkan instagram pun isinya semua tentang mantan. Aku sakit sungguh sakit. Ingin ku menumpahkan rasa ini, rasa sakit ini padanya dan wanita yang merebutnya dariku. Tapi aku harus sabar menahannya.


Banyak cara aku lakukan. Aku bahkan menangis di setiap sudut sujudku. "Ya Rabb... apakah aku dan dia memang tidak berjodoh? berat hati ini Yaa Illah... Bahkan setelah kau pisahkan dia dari ku, dia juga membuat benteng yang kuat dari orangtua kami." Sungguh selalu ku teteskan air mata disetiap sujudku. Bahkan ibuku, ayahku dan keluarga kami sekalipun sudah tak merestui. Kami sudah terblokir.

Bulan Februari ini aku ingin membuat resolusi, aku mulai banyak mengikuti komunitas positif, sering hangout dengan sahabat, bekerja, dan menyelesaikan kuliah dengan sunggung-sungguh. Aku sungguh tidak ingin mengingatnya lagi. Aku tidak akan mencarinya dan berharap dia kembali. Aku pasrah ya Allah.

Ku atur pola hidupku, beraktifitas rumahan di pagi hari, beraktifitas di kampus di siang hari, sore bekerja dan pulang sebelum magrib. Aku juga sering menyempatkan shalat magrib bersama teman-teman di rumah. Usai magrib kami tilawah dan dilanjutkan isya berjamaah. usai isya kami makan dan mengerjakan tugas hingga pukul 22:00 kemudian tidur. Bangun di sepertiga malah menjalankan shalat malam, tilawah dilanjutkan shalat fajar dan shalat subuh. Tak lupa pula ku selipkan dhuha dalam aktifitasku.

Dengan pola itu hidupku mulai terasa segar kembali. 10 hari sudah aku menjalankannya. Playlist ku berganti jadi Maher Zain dan murotal. Selalu ku selipkan doa di dalam sujud terakhirku, Ya Allah, berikanlah aku jodoh yang ***, ***, *** mohon maaf sensor. Dengan itu aku merasa ringan. Selalu berprasangka baik pada Allah. Karena setiap yang Allah berikan pasti ada hikmahnya.

Waktu berlalu begitu cepat. tibalah aku di penghujung februari. Ada sebuah sosok yang datang ke hidupku. Entah apakah wajah lama atau baru, sungguh aku berharap ini bagian dari doaku. Aku seharusnya tidak menggantungkan harapan pada selain Allah. Semoga saat ini aku bisa menjaga harapanku hanya pada Allah. Aamiin...

Dari posting ini juga aku mulai ingin untuk mengganti template blog ini teman-teman. Masih banyak perubahanku lainnya lagi. Bahkan kisah Hijrah Cintaku ini saja belum selesai.
Sampai jumpa di part berikutnya....

Comments